Tulisan kedip

Kamis, 28 Oktober 2010

HARI KEEMPAT

Orang yang Bangkrut di Akhirat sebagaimana dalam firman Allah SWT.

54. dan kalau Setiap diri yang zalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu Dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka membunyikan [698] penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.
[698] Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikan asarru dengan melahirkan.



Ayat ini memberikan penjelasan, bahwa di suatu saat nanti, tatkala kita menghadapi pengadilan Allah SWT, di setiap orang akan merasakan penyesalan yang luar biasa, orang yang baik menyesal kenapa tidak lebih baik, orang yang jelek menyesal kenapa tidak melakukan kebaikan. Mereka malah melakukan kedhaliman, kemungkaran, dan lain sebagainya. Semasa hidup di dunia mereka memang memiliki segalanya, namun apa yang dilakukan dengan kelebihan, kekayaan, dan kekuasaannya itu? Mereka tidak melakukan kebaikan, mereka tidak melakukan hal-hal yang diridloi oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW pernah berdialog dengan para sahabat tentang orang yang bangkrut di akhirat nanti.
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut (pailit) itu ? Maka mereka (para sahabat) menjawab : orang yang pailit di antara kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain (dengan tidak hak), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya (kepada orang lain), maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke api neraka. HR. Muslim.

Hadirin,
Di dunia ini, mungkin banyak orang-orang yang merasa kuat dapat membebaskan diri mereka dari jeratan hukum akibat perbuatan dzalim mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang-pun yang dapat membebaskan diri dari kesalahannya selama di dunia yang dia tak pernah bertaubat dan menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah mengadukan kedzaliman orang tersebut sedang ia bergantung dengan kepala saudaranya sambil berkata : wahai Tuhan-ku tanyakan kepada orang ini ( yang telah membunuhku ) kenapa dia telah membunuhku di dunia ? dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisi ada perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta dihalalkan (dimaafkan) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku pada saat itu emas atau perak sebelum diambil darinya kebaikannya untuk membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya itu kepadanya. HR.Bukhari.
Oleh karena itu, segeralah kita membabaskan diri kita dari mendzalimi orang lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan menunggu hari hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan keberadaannya di esok hari.
Kandungan hadits :
• Hadits ini menerangkan akan adanya pembalasan di hari kiamat.
• Orang yang mendzalimi saudaranya di dunia, sedang dia belum bertaubat dari kedzaliman tersebut dengan meminta maaf atau mengembalikan haknya, maka dia harus membayarnya dengan kebaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar