Tulisan kedip

Kamis, 28 Oktober 2010

HARI KELIMA

Allah menciptakan manusia hanyalah untuk beribadah :
Wamaa khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun.
Beribadah bukan berarti harus selalu menjalankan hal-hal yang wajib saja atau sunnah saja, segala kegiatan kita akan bernilai ibadah tatkala kita niati ibadah.
Sebagai manusia kita tentunya sering melakukan kesalahan dan kekhilafan, karena manusia tempatnya khilaf dan lupa, karenanya kita harus senantiasa berusaha untuk selalu memohon ampun dan berusaha mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Allah berfirman:



21. berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Untuk mendapatkan karunia Allah ini kita harus ikhtiyar yang continue, terus menerus. Di ayat lain Allah SWT. menjelaskan:

133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.
Ketika kita dalam keadaan lapang, banyak rizqi dan kekayaan kita berlebihan, akan mudah bagi kita untuk menafkahkan harta kita, namun bagaimana jikalau kita dalam keadaan yang sempit, kita tidak memiliki sesuatu yang lebih, apakah kita akan tetap bisa menafkahkan apa yang punya?
2. Orang-orang yang menahan amarahnya
Orang yang dalam keadaan marah tentunya akan lepas kendali, kontrolnya hilang, karena amarah itu munculnya dari syetan, Syetan sangat senang melihat orang yang marah, sehingga ketika kita dalam keadaan marah kemudian kita masih mampu mengendali atau menahan amarah kita, maka termasuk orang yang muttaqin.
3. Mema'afkan (kesalahan) orang
Minta maaf itu mudah, yang sulit adalah memaafkan, maka di sini Allah mengutamakan orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain, bukan orang yang mau minta maaf. Orang yang sudah disakiti hatinya, itu biasanya selalu mengingat orang yang menyakitinya, ketika dia mampu memaafkan sebelum atau setelah orang yang menyakitinya meminta maaf, maka dialah termasuk seorang yang bertaqwa.

Orang-orang inilah yang nantinya akan mendapatkan surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Langit itu diciptakan oleh Allah berlapis 7, langit yang bisa kita lihat ini adalah langit yang pertama itupun ketika ditanyakan tentang berapa luasnya langit? Belum ada ilmuwan yang mampu memberikan jawaban yang pasti.


Surga begitu luasnya, sementara penduduk bumi kita yang berisi sekitar lima milyar orang saja masih menyisakan demikian luas tempat yang belum dihuni.
Langit diciptakan oleh Sang Pencipta sebanyak tujuh lapis, sementara untuk langit terdekat saja yang masih mampu dipandang teropong manusia yang tercanggih sekalipun sudah membuat manusia takluk tidak dapat membayangkan. Maka bumi sungguh ibarat debu jika dibandingkan dengan luasnya surga. Demikian pula keindahan bumi beserta isinya, sungguh amat sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan keindahan Surga.
Benarlah kata sebuah hadits Qudsi yang menyatakan bahwa, keindahan surga yang diberikan Allah kepada para hambaNya, belum pernah didengar telinga, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terlintas di dalam hati.
Sekedar sebagai ilustrasi matematis, mari kita bayangkan berapa luasnya jagad raya langit pertama itu. Garis tengah untuk langit pertama atau jagad raya ini diperkirakan sebesar 30 milyar tahun cahaya. Berarti garis tengah jagad raya kita ini sepanjang : 30.000.000.000 X 360 X 24 X 60 X 60 X 300.000 km = 279.936.000.000.000.000.000.000 km. Ini bukan luasnya langit, tetapi baru garis tengahnya saja.
Yang sedang kita hitung inipun masih luas langit terdekat saja. Belum lagi langit lapis ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam, dan yang ke tujuh. Yang kesemuanya itu jauh lebih besar dibanding langit pertama.

Lalu bisakah kita membayangkan luas surga? Bagaimana dengan keindahannya? Subhaanallah. Logika ilmu pengetahuan mungkin bakal terhenti, tinggal logika iman yang bisa mengukurnya.
Rasulullah pernah bersabda bahwa di surga sebuah pohon akan bisa kita lalui dari ujung ranting timur ke ujung ranting barat sejauh 100 tahun perjalanan
Satu lagi, bahwa menurut ilmu pengetahuan, ternyata jagad raya ini tidak tetap, tetapi terus mengembang bertambah lama bertambah besar dan tentu juga bertambah luas. Menurut penelitian Stephen Hawking setiap satu milyar tahun jagad raya mengembang sekitar sepuluh sampai dengan lima belas persen.
Surga memang luar biasa hebatnya. Luar biasa indahnya. Bahkan kita tidak bisa membayangkannya. Tetapi yang lebih menarik adalah pernyatan sikap para sufi dan para wali Allah, yang mengatakan bahwa mereka tidak terpesona dengan surga yang tidak terbayangkan keindahannya itu. Sebab mereka lebih terpesona dan lebih cinta kepada Pencipta dan Pemilik Surga, yaitu Allah Swt.
Artinya keindahan Allah Swt, Kebesaran, dan kehebatannya, sungguh melebihi surga itu sendiri. Subhaanallah. Cuma kadang-kadang manusia 'terperangkap' dengan keindahan hadiahnya dan lupa kepada Dzat Yang Maha Pemberi hadiah.

Berapakah kira-kira luas neraka ?
Suatu saat Abu Hurairah ra, mengatakan, ketika kami bersama rasulullah, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, seperti benda yang jatuh menggelegar. Nabi yang mulia mengatakan:
Tahukah kamu sekalian, suara apa itu? Kami menjawab: hanya Allah dan rasulNya sajalah yang lebih mengetahuinya. Nabi menjawab, itu tadi adalah suara dari sebuah batu yang dijatuhkan ke dalam jurang neraka, sejak tujuh puluh tahun yang lalu, baru sampai ke dasarnya ini tadi. (HR. Muslim)
Benda yang jatuh, secara ilmu fisika bisa dihitung jaraknya. Berdasarkan gravitasi yang berlaku. Jika gravitasi bumi kita ini adalah 9,8 m/detik, maka dengan mudah kita bisa menghitung jarak tempuh batu yang jatuh mengikuti rumus 1/2 gt2.
Jika jatuhnya ke bumi kita sbb:
Jarak tempuh batu selama 70 tahun adalah, 0,5 x [70X360X24X60X60] x [70X360X24X60X60] x 9,8 m = 23.228.686.172.160.000 m = 23.228.686.172.160 km,
Bandingkan garis tengah bumi kita hanya: 12.756 km. Ini berarti, bahwa neraka memiliki kedalaman: 23.228.686.172.160 km /12.756 km = 1.821.000.797.441,2 X diameter bumi ini jika dipakai gravitasi 'bumi kita'.
Artinya bahwa, jika jurang neraka itu diukur berdasarkan gravitasi bumi kita, maka neraka memiliki kedalaman = 1.821.000.797.441,2 kali garis tengahnya bumi. Atau jika kita menggali sebuah sumur, maka sumur itu akan mencapai kedalaman seperti yang kita hitung di atas. Apabila sumur itu menembus bumi berulang kali, sampai sebanyak 1.821.000.797.441,2 kali.
Dari sini saja kita sudah sulit membayangkan betapa dalamnya jurang neraka seperti yang diinformasikan oleh rasulullah saw tadi. Jadi jurang neraka itu sedalam: 1.821.000.797.441,2 kali tebalnya bumi. Ah, betapa menggiriskan! Yang baru kita illustrasikan tadi kedalaman vertikal neraka, bagaimana pula lebar horizontalnya. Semestinya lebar horizontal lebih luas dari vertikalnya, ibarat bumi yang memiliki permukaan lebih luas dibanding ketinggian atmosfir bumi. Tetapi kedalaman itu, 'belum seberapa, sebab nanti di yaumil akhir, bumi kita ini akan diganti oleh bumi yang lain.
Jangankan dipakai ukuran bumi baru yang kita belum tahu gravitasinya. Andaikata dipakai ukuran gaya tariknya Black Hole saja, yang mempunyai perbandingan 1 : 100 trilyun (perbandingan ini telah dianalisis pada suatu diskusi ilmiah yang bejudul "Menikmati keindahan Allah melalui logika dan tanda-tanda), maka kedalaman neraka menjadi sangat sangat menggiriskan. Secara matematis kedalaman itu menjadi : 23.228.686.172.160 km X 100.000.000.000.000 = 232.286.861.721.600.000.000.000.000 km
Sebagai gambaran, bila 1 trilyun atau 1000 milyar manusia sekalipun dimasukkan kedalam neraka sekaligus maka tiap orangnya masih bisa diberi jatah ruang lebih dari 200 trilyun kilometer persegi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar